By: Taruna Perdana | @tarunaperdana
Untuk mempermudah Anda dalam mempelajari kemampuan public speaking, kami membagi tahap berlatih ke dalam dua level. Pembagian ini adalah: basic dan advanced. Pembagian ini mempermudah Anda belajar dan berlatih public speaking lho. Pembagian ini bersifat sekuensial, alias berurutan. Dengan kata lain, saat Anda sedang berada dalam level basic, mempelajari hal-hal yang bersifat advanced justru malah berpotensi mempersulit. Ya, mempersulit Anda belajar dan berlatih, karena Anda mempelajari sesuatu yang belum siap Anda pelajari. Jadi seri artikel ini membantu Anda mengenali Anda sedang berada dalam level yang mana, lalu Anda bisa fokus melatih diri Anda dengan level yang sesuai. Sekarang kita akan membahas tentang level basic.
Orang-orang yang perlu belajar public speaking basic adalah orang-orang yang masih punya banyak tantangan secara mental. Saat ditanya takut menjawab - bukan sekedar malu. Takut mengangkat tangan di kelas / rapat. Ketika tampil dipenuhi keraguan. Sangat takut melakukan kesalahan, sampai-sampai kesalahan kecil bisa membuat seisi presentasi jadi serasa neraka. Dengan tantangan mental semacam ini, presentasi dan public speaking menjadi sesuatu yang menyiksa (secara mental, off course).
Dengan mempelajari basic public speaking, transformasi yang terjadi adalah:
-
Yang malu-malu jadi ga tau malu dan bahkan malu-maluin.
-
Yang takut-takut jadi tertantang untuk maju.
-
Yang tersiksa jadi menikmati.
Perhatikan kawan-kawan kita yang "gokil", mereka sangat enjoy dalam banyak hal termasuk public speaking. Mereka kadang terlihat lucu, ga tau malu, dan bahkan malu-maluin. Hanya saja mereka merasa yang mereka lakukan itu dalam batas kewajaran dan bukanlah aib. Sehingga mereka tak merasa tersiksa dan bisa dengan cepat belajar memperbaiki penampilan mereka. Jadi kalau Anda masih merasa malu, takut, dan tersiksa* maka Anda masih berada dalam level basic. Yuk baca lebih lanjut.
Belajar tentang basic bisa jadi menghabiskan waktu cukup lama, karena memerlukan cukup banyak pengalaman dan berlatih setiap hari. Kabar baiknya, berlatih basic public speaking bisa dilakukan sehari-hari bahkan tanpa audiens. Detailnya nanti di artikel lain ya.
Berlatih public speaking diibaratkan membangun gedung bertingkat banyak. Ini bisa diibaratkan pembangunan mulai dari masa persiapan lahan sampai fondasi jadi. Jika Anda pernah memperhatikan pembangunan gedung bertingkat, maka Anda tahu bahwa proses pembangunan, yaitu persiapan lahan, gali lubang fondasi, memasang tiang pancang, memasang rangka, mengecor, dll. Semuanya membutuhkan waktu lama. Jika gedung ditargetkan selesai dalam 3 tahun, penyelesaian fondasi sendiri bisa membutuhkan waktu hingga 1,5 tahun. Hal ini disebabkan karena fondasi selalu menjadi tumpuan struktur lain yang akan ditimpakan di atasnya.
Melatih kemampuan basic ini berarti melatih mentalitas. Tujuan utamanya adalah membuat Anda bisa memiliki mentalitas seorang public speaker sejati. Seorang public speaker tentu memiliki mentalitas berbeda dibandingkan dengan orang-orang lain yang mengacungkan tangan saja sudah takut. Seorang public speaker memiliki mentalitas:
Berani maju.
Kapanpun, di manapun, tidak ada hal yang bisa menghalangi seorang public speaker yang sudah menetapkan dirinya untuk tampil. Yang ada dalam pikirannya adalah segera maju dan mengeluarkan seluruh kemampuannya. Pikiran-pikiran merusak semacam "Gimana kalau salah", "Saya belum menguasai 100% materinya", dan semacamnya, sudah tidak memiliki tempat di pikirannya.
Berani salah.
Bukan berarti dengan sengaja melakukan kesalahan lho. Ini maksudnya, apapun yang Anda rencanakan sebelum tampil pasti ada hal-hal yang berada di luar kendali kita maupun hal-hal yang bisa mengurangi performa Anda. Kalau sudah terjadi kesalahan maka pikiran seorang public speaker yang baik, akan SECARA OTOMATIS tetap tenang. Kesalahan sudah terjadi, mau bagaimana lagi? The show must go on. Tetap PeDe, tetap tenang, dan pikiran terfokus pada "bagaimana membuat sisa presentasi saya tetap cemerlang".
Enjoy.
Kebalikan dari orang-orang yang “tersiksa", mentalitas public speaker yang baik membuat Anda bisa menikmati penampilan Anda. Saat tampil, sebenarnya Anda bukan cuma sekedar presentasi, pidato, atau berbicara. Yang Anda lakukan adalah mengekspresikan diri. Saat Anda tampil dengan mentalitas ini, Anda tampil tanpa beban, Anda sedang menjadi diri Anda yang sebenarnya. Tanyalah pada teman-teman Anda yang senang tampil, perasaan saat mereka tampil dan jadi pusat perhatian adalah perasaan mampu mengeluarkan yang terbaik dari dalam diri. Dan perasaan itu sangat luar biasa. Bagi Anda yang belum pernah merasakan perasaan ini saat melakukan public speaking, ayo cepat-cepat latih mentalitas ini dan jadi bagian dari kami yang lebih dulu mencobanya. Setelah Anda merasakannya, baru saatnya Anda berbagi perasaan ini kepada orang lain.
Tiga ciri utama di atas kadang terdengar terlalu sederhana, tetapi melatihnya itu yang jadi tantangan. Anda bisa jadi harus perang batin untuk melatihnya. Mengangkat tangan di kelas untuk mengajukan diri menjawab pertanyaan dosen. Mengajukan diri mengambil bagian presentasi dalam tugas kelompok. Segera mengeluarkan usulan saat rapat dengan atasan. Semua pada prakteknya bisa jadi menyeramkan. "Ngacung gak ya? Ngacung gak ya? Sekarang atau nanti ya?". Pikiran macam itu yang ada di kepala saya saat dulu melatihnya, dan rasa takut itu sangat nyata.
Daripada saya cuma bilang "Yang berani dong", mending saya sharing quote aja. Lupa siapa authornya, isinya seperti berikut ini:
"Keberanian itu bukanlah berarti tidak adanya rasa takut, keberanian itu adalah memilih untuk menghadapi rasa takut itu".
Fokus latihan pada level ini adalah melatih kejiwaan Anda lho Mentalitas "tampilkan yang terbaik yang ada dalam diri, nothing elses really matter", membentuk citra diri "saya layak mendapat kesempatan ini, karena itu saya akan ambil segera. Saya layak maju", mencetak kebiasaan "selalu berpikir tenang dalam segala kondisi saat tampil". Dengan mengulang-ulang kata-kata di atas saja bisa memprogram pikiran bawah sadar, apalagi jika dilanjutkan sampai naik ke atas panggung.
Tetap sabar saja, berlatih apapun ada prosesnya, termasuk melatih mental. Bisa jadi nanti ada beberapa kekeliruan atau hal lucu saat Anda berlatih. But, who hasn’t? Semua ahli public speaking juga pasti pernah mengalaminya. Saya? Banyak! Malah sering saya ceritakan saat saya mengisi seminar public speaking. Bisa jadi stok untuk cerita lucu tuh. Asik kan :D
Jadi itulah level basic, tetap banyak berlatih, tetap banyak belajar, karena struktur paling kuat dalam hal apapun adalah fondasi. Tak terlihat, tapi tetap berperan paling besar.