Darimana datangnya lintah
Dari sawah turun ke kali
Darimana datangnya cinta
Dari mata turun ke hati
Anda pernah mendengar pantun legendaris itu?
Jika kita perhatikan, isi dari pantun tersebut selaras dengan satu aktivitas dalam public speaking, yaitu MENATAP MATA AUDIENS.
Ada audiens yang merasa tidak dihargai, diabaikan, hanya karena pembicara tidak menatap wajah audiens.
Namun sebaliknya, ada audiens yang begitu fokus karena pembicara selalu memperhatikan dengan menatapnya.
Lalu, berapa lama menatap wajah audiens?
Anda bisa melakukan dalam 3 hitungan.
Jika jumlah audiens sedikit, Anda bisa menatap satu per satu.
Jika audiens banyak, Anda tinggal menatap per zona saja.
Ingat, menatap wajah audiens bukan sekedar formalitas.
Ini merupakan upaya apresiasi kita terhadap audiens.
Maka, tataplah!
Ditulis oleh:
Fauzi Noerwenda
Trainer @ganeshapublicspeaking
Author of @streetsmartmasterofceremony
Konsultasi dan pendaftaran kelas public speaking silakan klik : http://bit.ly/admingps